Kita tidak pernah tahu karya yang mana yang mampu menginspirasi banyak orang, maka pastikan yang kita tulis adalah kebenaran.
|
|
0 Comments
MALANG-KAV.10 Minggu(01/12) pukul 08.30 sejumlah pedagang di area Lapangan Rampal mulai meninggalkan tempat mereka menjajakan barang dagangan karena panas matahari yang mulai menyengat. Pengunjung pun mulai sepi. Tanpa tenda khusus untuk berjualan nampaknya membuat para pedagang di area Lapangan Rampal harus segera mengemasi barang dagangan mereka begitu matahari mulai terik. Maryam (55 th) salah satu pedagang mengatakan, “nggak oleh mbak mbuka tendo dewe” (tidak boleh,mbak membuka tenda sendiri.Red). Ibu yang tidak mau diambil gambarnya ini sudah berdagang tahu goreng petis selama 5 tahun di Lapangan Rampal. Ia menambahkan bahwa ketika matahari mulai tinggi, dirinya bersama pedagang-pedagang lain pun akan segera meninggalkan area karena memang mulai panas dan tidak ada tempat berjualan yang teduh. Berbeda dengan Ibu Marso (46 th) istri salah satu anggota TNI yang berdagang minuman serta makanan ringan dan nasi, ia nampak tenang, tidak tergesa-gesa mengemasi barang dagangannya karena tempatnya bedagang dinaungi tenda khusus berjualan. Tak heran jika tempat berdagangnya dinaungi tenda khusus karena ia bersama para istri TNI yang lain memang mendapatkan fasilitas tersebut. “Kalau tenda ini memang cuma kami saja yang dapat,” ujarnya. Dengan modal gabungan, ia bersama para istri TNI berdagang tiap hari Minggu di area Lapangan Rampal. Alih-alih berdagang di dalam area Lapangan Rampal, para pedagang pun berpindah keluar, ke bawah pohon-pohon besar yang lebih teduh. Mereka menyiasati dagangan mereka yang belum habis dengan berpindah tempat. Ada pula yang langsung berpindah ke alun-alun Kota Malang. Ditanya mengenai hal ini, salah satu pengunjung Vita (23 th) warga asli Malang mengatakan, “Mungkin jika dibangun cafetaria lebih bagus.” (izz) PS : Berita ini dibuat dalam In House Training Unit Aktvitas Pers Kampus Mahasiswa Universitas Brawijaya 2013 |
AuthorIzza Akbarani
|