Kita tidak pernah tahu karya yang mana yang mampu menginspirasi banyak orang, maka pastikan yang kita tulis adalah kebenaran.
|
|
Menginjak tahun terakhir kepemimpinan SBY-Boediono keadaan politik dan ekonomi di Indonesia semakin 'menarik'. Pasalnya, ada saja kasus yang meluber ke permukaan mulai dari kasus korupsi petinggi salah satu partai besar di Indonesia hingga rencana kenaikan harga LPG 12 kg. Semua itu menimbulkan berbagai macam opini di masyarakat. Seakan kasus korupsi tidak pernah selesai ditambah lagi sikap SBY yang terkesan terlalu mengurusi partainya sendiri menjadi salah satu kegeraman masyarakat terhadap periode pemerintahan yang akan segera berakhir ini, mengingat Pemilu 2014 sudah di depan mata. Gonjang-ganjing perpolitikan di Indonesia berawal ketika adanya konflik KPK-Polri yang membuat masyarakat resah mengingat sepak terjang KPK dinilai sangat baik di mata publik. Muncul isu bahwa konflik tersebut memang direncanakan untuk melemahkan KPK serta ada trik politik lain dibaliknya. Yang dimaksud trik politik disini adalah ketika KPK akhirnya meminta perlindungan kepada Istana terkait konflik ini sehingga mau tak mau Istana pun mendapat peluang untuk mengintervensi KPK. Istana yang kemudian mendapat peluang itu, satu persatu membuka kasus-kasus korupsi petinggi partai-partai besar lawan politiknya. Kasus yang menimpa Anas mantan ketum PD bila dilihat dari sisi lain sangatlah berbeda jika kita tidak tahu adanya intrik politik di dalamnya. Ada isu beredar bahwa kasus Anas sengaja di blow up untuk melengserkan ia dari jabatannya mengingat kubu SBY sebenarnya tidak mendukung Anas menjadi ketum PD. Ada isu pula bahwa kasus-kasus tersebut sengaja dicipatakan agar publik lupa akan adanya kasus-kasus terdahulu seperti Century yang tak segera mendapat titik temu. Itu adalah salah satu contoh kasus-kasus yang sedang hangat dibicarakan, yang tentu saja disambut dengan berbagai sikap dan opini publik.
0 Comments
|
AuthorIzza Akbarani
|