Kita tidak pernah tahu karya yang mana yang mampu menginspirasi banyak orang, maka pastikan yang kita tulis adalah kebenaran.
|
|
Trmksh Izza,
Wah surat Izza menyesakkan dada saya, jadi teringat bagaimana saya harus mempertaruhkan masa depan 30 tahun lalu. Lantas apa rencana selanjutnya, nak? Apa yang engkau pikirkan? Seseorang tak akan pernah merasakan arti kemerdekaan kalau membiarkan dirinya hanya menjadi "penumpang" yang terserah kemana sopir membawa, tak tahu arah jalan, tak bisa memegang kemudi, takut mencoba, dan lebih lagi takut kesasar....taku menghadapi resiko. Hidupmu tak akan pernah merdeka...maka lakukan sesuatu. Kalau engkau diam engkau hanya akan menjadi penumpang. Orang yang diam ditempat akan diliputi kegalauan...dan engkau akan menjadi manusia yang teronggok seperti tak bernyawa.....ayo bangkit anakku. Engkau punya semangat, punya pikiran, punya kesehatan, dan belum ada beban masa lalu. Itu sudah modal besar untuk menjadi sesuatu. Adakah yang engkau akan lakukan? Aku mendoakan jalan keluar bagimu. Banyak yang aku bisa buat untuk mu, tetapi semua harus dimulai dari dalam dirimu sendiri. Dri kekuatan jiwamu. Dari angan-angan dalam jiwamu. Dan itu tak boleh berawal dari constratint. Uang bahkan tak boleh menjadi constraint. Constraint itu hanyalah imaginasi yang fimanipulasi oleh pikiran orang-orang kalah....Pemenang adalah orang yg tak pernah berhenti. Pemenang melihat peluang dibalik setiap kesulitan. Pemenang tidak pernah mengatakan "seseorang harus melakukan ini", melainkan "sayalah yang harus melakukannya, let me do it...."..... Salam penuh cinta, Rhenald Kasali Itulah balasan atas email yang aku kirim kepada Pak Rhenald, salah satu Guru Besar UI pagi ini. Bahagia? tentu saja. Seperti menemukan mata air di tengah gurun. Ini membuktikan bahwa beliau memberi atensi kepada siapa saja tanpa kecuali. Email ini sebenarnya sudah lama ingin kukirim kepada beliau dan Alhamdulillah beliau membalasnya secara langsung. Dalam email itu aku bercerita apa saja...ya benar apa saja. Mulai dari impian, perjuangan, biaya PTN sekarang yang terkesan komersil, sampai masalah yang menimpa negeri ini. Semoga ini adalah satu awal yang besar untuk langkah-langkahku selanjutnya.
0 Comments
|
AuthorIzza Akbarani
|