Kita tidak pernah tahu karya yang mana yang mampu menginspirasi banyak orang, maka pastikan yang kita tulis adalah kebenaran.
|
|
1000 kali terjatuh pun kau harus tetap bangkit untuk berdiri, 1000 kali disingkirkan pun kau harus tetap bangkit untuk berusaha, bergerak memang tidak mudah, tetapi tidak mudah bukan berarti tidak bisa.
Bangkit dapat dimaknai dengan sederhana, dapat pula dimaknai dengan elegan dan istimewa, tergantung kita ingin memaknainya seperti apa. Selamat Hari Kebangkitan Nasional ! Menggema dimana-mana. Lantas apa ? Lantas apa yang kemudian sudah kita perbuat ? Siapa atau apa yang seharusnya dibangkitkan ? Kita sebagai pembangkit atau yang perlu dibangkitkan ? Setiap dari kita lah yang harus menjawabnya. Cobalah sejenak melihat di sekeliling kita. Melihat yang biasanya tidak kita lihat. Kita bisa memulainya dengan melewati jalan yang berbeda dari yang biasanya kita lewati di saat melakukan rutinitas kita. Itu hanyalah salah satu contoh kecil, salah satu perumpamaan, artinya jangan pernah biasakan diri kita untuk melihat apa yang ingin kita lihat, jangan pernah biasakan diri kita untuk menutup mata kita dari apa yang tidak sama dengan kita karena dari situlah kita tidak akan pernah menemui suatu hal yang baru atau mungkin berbeda yang membuat kita tidak pernah bangkit untuk melakukan sesuatu. Kawan, negeri ini membutuhkan dirimu, bersegeralah untuk bangkit. Setelah bangkit, lantas bagaimana ? Setelah bangkit, kemudian sadar bahwa masih banyak problematika di sekitar kita, tentu saja kemudian kita harus melakukan sesuatu. Sesuatu itu bisa berupa perubahan. Perubahan dari yang buruk menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik. Mewujudkan perubahan memang bukanlah sesuatu yang mudah, maka itu bisa dilakukan bersama-sama dan dimulai dari diri sendiri. Tentu saja dalam melakukan perubahan kita harus fokus terhadap permasalahan yang ada. Bangkit itu bisa dimulai dari dirimu. Dimulai dari hal terkecil. Bangkit lebih awal dari tidurmu misalnya, dan tentu saja lakukan sesuatu ! Malang, 26 Mei 2015 Dengan segala kerendahan hati dari yang sedang gelisah memikirkan pertanyaan “Untuk apa masa mudamu digunakan ?”, Izza Akbarani
0 Comments
|
AuthorIzza Akbarani
|