Kita tidak pernah tahu karya yang mana yang mampu menginspirasi banyak orang, maka pastikan yang kita tulis adalah kebenaran.
|
|
Kita ini bagaikan sekumpulan manusia yang sedang menunggu kereta. Tetapi kali ini bukan kereta yang mengantar kita untuk berpindah kota. ‘Kereta’ kali ini akan mengantar kita menuju ridhoNya.
Boleh saja kita berbeda ‘kereta’, jam keberangkatan kita tidak sama, bahkan beberapa harus ditunda. Tetapi satu yang sama, kita sama-sama menunggu dan berusaha agar sampai kepada tujuan, ridhoNya. Pada setiap detik waktu tunggu, kita membuat berlembar-lembar cerita hidup kita. Menangisi kebahagiaan sampai menertawakan kesedihan. Untukmu yang pernah kukecewakan hatinya atau kubangkitkan amarahnya, maka pintu maafmu adalah bagian dari surgaku. Tak lupa terima kasihku untuk setiap tawa yang kau beri. Dan jika ‘kereta’mu sudah datang, aku tak akan kuasa untuk menahanmu. Barangkali sesuatu yang baik sudah menunggumu disana. Tuhan mempertemukan kita bukan tanpa sebab, terima kasih sudah pernah menunggu bersamaku, dan mengenal kehidupanku. Esok, lusa, atau lain waktu semoga Tuhan izinkan kita berjumpa lagi dalam keadaan yang lebih baik. Dan untukMu Rabbku, aku percaya ‘kereta’ terbaik yang Engkau beri-lah yang akan membawaku menujuMu. Aku tak akan pernah menyerah untuk berdo’a kepadaMu, seperti Zakariya yang meminta kepada Tuhannya, “…dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepadaMu, ya Tuhanku.” Dihadirkanlah Yahya untuk Zakariya sebagai anugerah dariNya. Maka aku pun percaya setiap nafas yang Engkau beri sampai hari ini tidak pernah sia-sia. Sebagai bagian dari introspeksi untuk 26 Agustus 2019. Minggu, 25 Agustus 2019 9.49 PM Izza Akbarani
0 Comments
|
AuthorIzza Akbarani
|