Izza Akbarani lahir di Pasuruan, 26 Agustus 1993 anak ketiga dari tiga bersaudara. Semasa hidup, kedua orang tuanya adalah pendidik. Ayahnya adalah seorang pengawas sekolah-sekolah di dalam naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan sekaligus guru mata pelajaran bahasa Indonesia di sebuah SMK di Kota Pasuruan sedangkan ibunya adalah seorang Kepala Sekolah di sebuah SD di Kabupaten Pasuruan. Kakak tertuanya seorang lulusan STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara), sedangkan kakak keduanya adalah lulusan sebuah akademi kebidanan. Sejak lahir hingga berumur 19 tahun, ia menetap di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur bersama keluarganya. Dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), ia habiskan di Kota Pasuruan.
Cerita Masa Kecil dan Masa Sekolah Ketika masih kanak-kanak, ia adalah pelahap segala bacaan yang diberikan kedua orang tuanya sehingga kebiasaan itu berlanjut sampai ia dewasa. Izza yang waktu kecil mempunyai cita-cita kanak-kanak menjadi pelari-karena sering bermain kejar-kejaran bersama ayahnya di taman kota-melalui masa SD nya di sebuah SD di Kota Pasuruan, SD Negeri Pekuncen. Di sinilah, ia mulai aktif mengikuti perlombaan diantaranya yaitu Lomba Bahasa Indonesia dan membuat sinopsis. Ia pernah menjadi juara 1 hingga mengantarkan ia mewakili Kota Pasuruan di tingkat provinsi Jawa Timur. Selain itu, ia juga pernah mewakili sekolahnya dalam perlombaan catur yang baru dikuasainya semenjak kelas 5. Selama SD, ia juga tak pernah lepas dari peringkat 5 besar di kelasnya. Berkat prestasinya itu juga, ia mendapatkan beasiswa kategori siswa berprestasi. Memilih bergabung dengan Pramuka adalah langkah selanjutnya yang ia tempuh untuk memperkaya pengalaman dan mengasah kepemimpinannya. Di Pramuka, ia sering mengikuti perkemahan baik di dalam maupun di luar kota. Di acara perpisahan kelulusan, ia mendapat predikat bintang kelas serta ditunjuk untuk menjadi wakil murid dalam pidato perpisahan di hadapan walimurid serta walikota. Nilainya yang cukup tinggi membuatnya masuk di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP ) terbaik di Kota Pasuruan serta membuatnya langsung masuk kelas unggulan.
Selepas SD pada tahun 2006, Izza melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 2 Pasuruan. Selama 3 tahun, ia mempertahankan prestasinya di kelas unggulan. Disini ia juga aktif dalam Palang Merah Remaja (PMR) serta Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Di kegiatan PMR, ia sering mengikuti latihan, baik di sekolah maupun gabungan kota dan kabupaten.
Pada tahun 2009 setelah tamat SMP, walaupun nilainya tidak cukup tinggi seperti sebelumnya-Izza diterima di sebuah SMA terbaik di Kota Pasuruan, SMA Negeri 1. Meskipun berada di tengah-tengah murid yang cemerlang, tak membuatnya malu untuk terus belajar. Ia melanjutkan keaktifannya di KIR serta terlibat dalam pembuatan majalah sekolah. Dalam penjurusan, ia masuk di Jurusan Ilmu Sosial sesuai dengan passionnya walaupun itu tak sesuai dengan keinginan keluarganya. Di sinilah ia mendapat hikmah yang sangat berharga "Allah memberikan apa yang dibutuhkan hamba-Nya bukan yang diinginkan hamba-Nya". Ternyata memang disinilah bidangnya. Ia senang dengan segala pelajaran ilmu sosial yang membuatnya selalu mendapat peringkat di kelasnya. Ilmu sosial, diskusi, dan belajar hal-hal baru membuatnya senang berada di jurusan ini. Hal ini jugalah yang mengantarkan ia menduduki peringkat pertama rekomendasi siswa untuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Jalur Undangan di SMA nya dan membuatnya diterima di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang tanpa tes. Tepat di umurnya yang ke 19, 26 Agustus 2012 ia memulai segalanya di kota dingin.
Menjadi Mahasiswa Semenjak menjadi mahasiswa baru, ia telah aktif dalam berorganisasi walaupun sempat membuat ibunya khawatir jika itu akan mengganggu prestasi akademisnya. Ia mulai aktif di organisasi keeksekutifan mahasiswa baik universitas maupun fakultas sebagai staf magang. Kemudian ia juga bergabung dalam AIESEC in Universitas Brawijaya serta perkumpulan mahasiswa Pasuruan. Ia juga bergabung dalam lembaga pers mahasiswa. Dengan bimbingan senior-seniornya, ia memulai akitivitasnya sebagai jurnalis kampus. Berita pertamanya ialah mengenai isu ruang publik dan wacana smoking area di FEB UB dengan narasumber dekan FEB UB yang baru saja terpilih di tahun 2013. Ia juga tergabung dalam Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis (LSME) FEB UB dan sempat mengikuti kepanitiaan di dalamnya sebagai ketua pelaksana. Pada tahun 2014, ia mendapat amanah untuk menjadi Sekretaris Departemen Sosial dan Politik di BEM FEB UB. Pada tahun 2015, ia mendapat amanah untuk menjadi Sekretaris Kabinet Eksekutif Mahasiswa UB setelah memutuskan untuk mengikuti Open Tender Badan Pengurus Harian. Sebuah tantangan dan pembelajaran baru baginya untuk bergabung dan mengabdi di eksekutif pusat setelah lama berproses di BEM Fakultas.
Mengembangkan Diri Bisa dikatakan bahwa masa-masa berada di lingkungan kampus ini menjadi masa titik balik dalam hidupnya. Bahwa ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk terus berkembang dan banyak belajar dari banyak orang dan kegiatan. Tak hanya aktif di dalam kampus, penerima Beasiswa Bank Indonesia ini juga pernah mengikuti forum kepemudaan se-Asia Tenggara yang bernama Nusantara Young Leaders pada tahun 2014 serta termasuk dalam 15 pemuda terpilih dari seluruh Indonesia dalam Interfaith Youth Forum-sebuah program tahunan berskala nasional yang fokus pada peningkatan kapasitas pemuda dalam memahami keberagaman agama dan iman melalui dialog yang diselenggarakan pada tahun 2015. Pada tahun 2016, Izza terpilih sebagai peserta Youth Conference on Anti Corruption (YCAC) yang diselenggarakan oleh Transparency International Indonesia bekerja sama dengan berbagai gerakan anti korupsi di Indonesia. Keinginannya untuk dapat memahami ekonomi politik membuatnya turut serta mengikuti INDEF School of Political Economy Batch 4 : Teori Ekonomi Politik dan Jurnalisme Ekonomi yang diselenggarakan di Jakarta pada 7-10 Agustus 2017. Terus belajar untuk bisa berkarya adalah keinginannya.
Selepas lulus dari Universitas Brawijaya, ia bekerja di salah satu social entreprise di Kota Malang. Kemudian pada pertengahan 2021, ia bergabung pada salah satu Non Government Organization (NGO) Antikorupsi Transparency International Indonesia yang berada di Jakarta. Sebagai seorang pencinta buku, ia menggemari berbagai macam buku. Mulai dari fiksi, non fiksi yang bertema ekonomi, sosial, politik, dsb. Tetap aktif menulis dan mengembangkan diri adalah keinginannya setiap waktu. Ia sangat terbuka dengan berbagai saran dan masukan :)